Kab Tasikmalaya, Pada 25 Februari 1944 (1 Rabi'ul Awwal 1365 H) atau 75 tahun lalu, Pesantren Sukamanah di Tasikmalaya menjadi saksi gugurnya 86 syuhada yang dipimpin KH. Zainal Mustafa. Ketika itu Zainal Mustafa bersama para santrinya itu berperang melawan kebathilan penjajahan Jepang. Atas perjuangannya itu, KH. Zainal Mustafa dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dengan
18Desember, 2021. KH. Zainal Mustafa, Perlawanan Kaum Santri dari Sukamanah. Tentara Jepang. Tasikmalaya, 25 Februari 1944. Santri Pondok Pesantren Sukamanah, Singaparna, sibuk mempersiapkan persenjataan untuk melawan pasukan Jepang. Bambu runcing dan golok diasah. Ilmu beladiri dipersiapkan jauh-jauh hari.
MediaEKSPOS (Ekspresi Positif) Santri dan Santriwati Sukamanah
Vay Tiền Nhanh. Trailer & Sinopsis Bahasa Indonesia - Karena dianggap membangkang kepada pemerintah Jepang, KH. Zainal Musthafa dipaksa untuk dibawa ke Tasikmalaya. Ternyata ratusan santri sudah menghadang di depan Pesantren Sukamanah, dan empat perwira Jepang tewas di tangan mereka. Sebagai balasan, pemerintah Jepang mengirimkan pasukan pasukan dalam jumlah yang lebih banyak dan terjadi pertempuran yang dikenal dengan peristiwa Sukamanah berdarah, pada tanggal 25 Februari 1944. English - Accused of defying the Japanese government, KH. Zainal Musthafa is forced to be taken to Tasikmalaya. Hundreds of his students stand up for him at Pesantren Sukamanah, and four Japanese officers are killed. In retaliation, the Japanese government send a larger troop, which leads to the battle known as the bloody Sukamanah incident on 25 February 1944. In Indonesian with no subtitlesFilm Asy Syahiid Kh. Zainal Musthofa sudah tayang di bioskop sejak tanggal 01 Maret 2018 - 23 Maret 2018
Tasikmalaya, NU OnlineSebuah kebanggaan tersendiri bagi warga Nahdlyin, terutama di Tasikmalaya karena kisah heroik KH Zainal Mustofa diangkat ke layar lebar. Kini, film garapan Sultan 21 Picture Present bekerja sama dengan Yayasan KH Zainal Mustofa ini sedang pada tahap proses syuting atau pengambilan Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari diberi judul "Sang Kiai", lain hal dengan KH Zainal Mustofa. Pahlawan Nasional asal Pesantren Sukamanah ini dijuduli "Sang Singa Singaparna".Sutradara sekaligus penulis skenario, Abay mengatakan film semi kolosal ini mengangkat latar setting zaman penjajahan Jepang antara tahun 1942-1944. KH Zainal Mustofa menjadi tokoh agama yang keras melawan kebijakan Jepang untuk memberikan hormat pada matahari dan kaisar pun, kata Abay, berlokasi di Pesantren Sukamanah, MAN Sukamanah, termasuk di Manonjaya dan Pendopo lama Kabupaten Tasikmalaya sejak 26 Desember lalu. Pasalnya, tempat tersebut masih sesuai dengan situasi seperti tahun Besar Yayasan Pondok Pesantren KH Zainal Mustofa Sukamanah, H. Yusuf Mustahafa Hazim sangat merespon pembuatan film tersebut. Apalagi mengangkat kembali perjuangan Kaum Santri yang dipelopori KH Zainal dari ratusan pemain film ada Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum. Uu memerankan Bupati Tasikmalaya kala itu di era penjajahan Jepang. Termasuk Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Asep Muslim yang berperan sebagai santri kepercayaan KH Zainal Mustofa. Nurjani/Mahbib
sinopsis film kh zainal mustafa